Pemberhentian komandan dan perwira senior mengikuti penunjukan menteri pertahanan dan panglima angkatan darat yang baru.
Presiden Rwanda Paul Kagame telah memecat beberapa pejabat tinggi militer, sehari setelah dia mengangkat menteri pertahanan dan panglima militer baru dalam perombakan besar aparat keamanan negara.
Sebuah pernyataan Tentara Rwanda (RDF) pada hari Rabu mengatakan dua komandan senior dan 14 perwira telah dipecat.
“PHK dan pencabutan kontrak kerja berlaku segera,” tambahnya. Tidak ada alasan yang diberikan untuk perubahan tersebut.
PERNYATAAN PERS RDF – PENGHENTIAN DAN PENARIKAN KONTRAK KERJA DI RDF pic.twitter.com/bnMFyqbXUI
— Tentara Rwanda (@RwandaMoD) 6 Juni 2023
Ini terjadi sehari setelah Kagame melakukannya diumumkan penunjukan Juvenal Marizamunda sebagai Menteri Pertahanan menggantikan Albert Murasira yang menjabat sejak 2018.
Marizamunda, 58 tahun, sebelumnya adalah kepala lembaga pemasyarakatan Rwanda dan mantan wakil inspektur jenderal polisi.
Pada Selasa, Kagame juga menunjuk Mubarak Muganga sebagai kepala staf pertahanan yang baru, dan Vincent Nyakarundi sebagai panglima militer, demikian pernyataan dari kantornya.
Jean Bosco Ntibitura juga diangkat sebagai direktur jenderal yang membidangi keamanan dalam negeri di Badan Intelijen dan Keamanan Nasional (NISS). Perubahan juga telah dilakukan pada peran komando dalam pasukan Rwanda yang telah dikerahkan di Mozambik sejak 2021 untuk melawan kampanye bersenjata di utara negara itu.
RDF mengatakan dalam pernyataannya pada hari Rabu bahwa Mayor Jenderal Aloys Muganga dan Brigadir Jenderal Francis Mutiganda termasuk di antara mereka yang diberhentikan.
Muganga diangkat menjadi komandan pasukan mekanik pada 2019, sementara Mutiganda bertanggung jawab atas keamanan eksternal di NISS hingga Oktober 2018 ketika dia dipanggil kembali ke markas RDF dalam peran yang tidak ditentukan, kata laporan media lokal.
Selain 14 perwira yang diberhentikan, Kagame “juga mengizinkan pemecatan 116 pangkat lainnya dan menyetujui penarikan 112 pangkat lainnya”, kata pernyataan RDF.
Pekan lalu, tentara negara tetangga Republik Demokratik Kongo (DRC) menuduh tentara Rwanda dan kelompok pemberontak M23 berencana menyerang kota Goma di Kongo timur.
DRC, sekelompok pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pejabat Amerika Serikat menuduh Rwanda mendukung kelompok bersenjata itu, tetapi pemerintah Rwanda dan pemberontak sendiri membantah keras tuduhan itu.