Rayyanah Barnawi, astronot wanita Arab pertama, juga ikut dalam misi tersebut.
Dua astronot Saudi akan melakukan perjalanan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk pertama kalinya dalam misi pribadi untuk melakukan sejumlah eksperimen, lapor kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).
Rayyanah Barnawi, astronot wanita Arab pertama dan peneliti kanker payudara, dan pilot pesawat tempur Ali al-Qarni dijadwalkan untuk lepas landas pada hari Minggu dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral di negara bagian Florida, AS.
Ketika mereka tiba di ISS pada hari Senin, keduanya akan bergabung dengan Peggy Whitson, mantan astronot NASA, dan pilot Amerika John Shoffner, dalam sebuah misi yang diselenggarakan oleh perusahaan luar angkasa swasta Axiom Space.
“Menjadi astronot wanita Saudi pertama yang mewakili wilayah ini adalah kesenangan dan kehormatan besar yang sangat saya senangi,” kata Barnawi kepada wartawan pada konferensi pers baru-baru ini.
Bagi al-Qarni, dakwah juga merupakan hasrat yang telah lama diwujudkan.
“Ini adalah kesempatan besar bagi saya untuk mengejar hasrat yang saya miliki, dan sekarang … terbang di antara bintang-bintang,” katanya.
Menurut SPA, tim tersebut akan melakukan 14 eksperimen yang berfokus pada “penelitian manusia, ilmu sel, dan eksperimen penyemaian awan di lingkungan gayaberat mikro”.
Keterlibatan Arab Saudi dalam misi tersebut juga untuk memperluas pendidikan ilmu antariksa di kerajaan tersebut. Siswa pria dan wanita Saudi akan berpartisipasi dalam percobaan ilmiah yang dilakukan di ISS, menurut SPA.
Barnawi mengatakan dia berharap untuk berbagi pengalamannya dengan pemuda Saudi.
“Bisa melihat wajah mereka saat pertama kali melihat astronot dari wilayahnya sendiri sangat mengasyikkan,” katanya.
Misi tersebut merupakan bagian dari Visi Arab Saudi 2030, sebuah program reformasi yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan negara pada minyak dan menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda Saudi.
Pada 2018, Arab Saudi membentuk Komisi Luar Angkasa Saudi dan tahun lalu meluncurkan program untuk mengirim astronot ke luar angkasa.
Sejarah Kerajaan di luar angkasa dimulai pada tahun 1985, ketika Pangeran Sultan bin Salman bin Abdulaziz Al Saud, seorang pilot Angkatan Udara, mengambil bagian dalam penerbangan luar angkasa yang diselenggarakan oleh AS.
Daerah telah membuat inovasi di sektor ini dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2019, Hazzaa al-Mansoori dari UEA menjadi orang Arab pertama yang mencapai ISS. Bulan lalu, astronot UEA Sultan al-Neyadi menjadi orang Arab pertama yang melakukan perjalanan luar angkasa.
ISS – contoh langka kerja sama antara Rusia dan Barat – telah mengorbit Bumi dengan kecepatan sekitar 28.000 km (17.400 mil) per jam sejak 1998.