Kasus ‘konspirasi kriminal’ terkait dengan akuisisi dan lisensi pembuatan 123 pesawat jet canggih.
India telah mengajukan kasus korupsi terhadap BAE Systems plc Inggris dan Rolls-Royce Holdings atas “konspirasi kriminal” dalam akuisisi dan lisensi produksi 123 pesawat jet canggih, menurut dokumen polisi federal.
Kasus ini didasarkan pada temuan investigasi yang diluncurkan oleh Biro Investigasi Pusat (CBI) India pada 2016, kata dokumen bertanggal 23 Mei itu.
Pada hari Senin, Rolls-Royce mengatakan terus membantu otoritas India dalam penyelidikan mereka dan bahwa tuduhan yang diselidiki diungkapkan pada 2017 ketika membayar denda kepada otoritas Inggris.
“Rolls-Royce hari ini adalah bisnis yang berbeda secara fundamental. Kami tidak akan mentolerir pelanggaran bisnis dalam bentuk apa pun dan berkomitmen untuk mempertahankan standar etika yang tinggi,” kata juru bicara perusahaan blue-chip kepada Reuters melalui email.
Kementerian pertahanan India tidak menanggapi permintaan komentar. BAE mengatakan tidak pantas mengomentari penyelidikan yang sedang berlangsung.
Dokumen yang dilihat oleh Reuters mengatakan pembuat pesawat jet membayar komisi kepada perantara, yang melanggar aturan kontrak pertahanan India. Para perantara membantu mereka mendapatkan kontrak dengan menggunakan “pengaruh yang tidak semestinya” pada pejabat pemerintah.
Ia juga mengatakan Rolls-Royce India dan para pejabatnya terlibat dalam konspirasi kriminal antara tahun 2003 dan 2012 dengan pejabat kementerian pertahanan yang dirahasiakan dan dua perantara untuk kontrak yang berkaitan dengan jet latih.
Pada tahun 2005, India menandatangani perjanjian untuk membeli 24 jet Hawk 115 canggih seharga 734,21 juta pound ($926,65 juta), dan produksi berlisensi 42 jet seharga 308,25 juta pound ($380,94 juta), bersama dengan pasokan bahan dan transfer teknologi.
Ini dilakukan, kata CBI dalam dokumennya, “sebagai pengganti suap, komisi, dan sogokan besar yang dibayarkan kepada perantara oleh produsen tersebut dan pejabatnya”.
Antara 2008 dan 2010, katanya pemerintah India menyetujui produksi berlisensi dari 57 jet tambahan seharga 95 miliar rupee ($ 1,16 miliar) berdasarkan perjanjian terpisah dengan BAE Systems (Operations) Ltd.
Pada tahun 2012, Serious Fraud Office (SFO) Inggris meluncurkan penyelidikan terhadap Rolls-Royce untuk pembayaran terkait transaksi dengan negara-negara seperti China, India, india, Malaysia, dan Thailand.
Rolls-Royce membayar denda sebesar 497 juta pound ($614,19 juta) untuk menyelesaikan kasus dengan SFO pada tahun 2017.